Thursday, October 21, 2010

balasan surat untuk ayahku tersayang

ayah jangan kau bersedih memikirkan lambatnya tumbuh pepohonanmu dan busuknya buah buah di pohonmu.
ini bukan akhir dari usaha mu melawan kerasnya dunia ayah... ini ujian dari Ia yang memberikan kita kehidupan di dunia ini. dahulu ia pernah mengangkatmu ke atas langit bersama burung yang berkicauan.bebas dari tandusnya tanah. dan derasnya arus di lautan. meski terangkatnya engkau ke langit bagaikan bunga mawar yang menyejukkan jika kau meresapi warnanya dan menyakiti bila kau tertusuk durinya.
kini Ia hanya ingin engkau mengetahui bencana di atas permukaan bumi. berharap engkau memberi solusi dan sabar dalam menyeberangi arus sungai itu.
aku tahu engkau menangis meski kau tak mau aku mengetahuinya,karena genap dari seminggu engkau kini menjadi yatim piatu. biarlah mereka yang mendidikmu kini kembali kepangkuan Ia yang menggenggam langit dan bumi. aku pasti berdoa untuk mereka yang rindu akan peluk anak anaknya.
aku... keturunan generasi kedua dari ibumu memiliki firasat lebih terhadap mereka sejak lama sebelum engkau dan saudara saudaramu mengetahuinya. aku tidak ingin memberi tahu kalian. karena aku anggap firasat itu tidak benar. tapi Ia berkata berbeda dengan ku yang penuh keterbatasan.
ingat ayah...Ia akan selalu menjagamu. Ia tidak akan mengguyurmu dengan air terjun yang berat itu. tapi ia hanya mengguyurmu dengan air hujan dimana ada hikmah dan keberkahan di dalamnya.
aku mengerti kini engkau tersudut kembali dengan perang dingin kehidupan di negeri ini.
aku dan keturunanmu yang lain ingin sekali membantu. tapi lihat aku dan adik adikku ayah?
apa yg kini bisa kami lakukan selain mendoakan dan memberimu asa baru?
ayah aku selalu ingat perkataanmu. tugas kita di tanah ini adalah berikhtiar dan bertawakal, tinggal Allah lah yang meridhoinya..
ingat ayah doa kami selalu menyertai keringat perjuanganmu. dan kami berjanji tidak akan menyiakan keringatmu.
terimakasih ayah engkau sebagai nahkoda di dalam pelayaran keluarga ini telah mendidik kami semua untuk perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. engkau tidak hanya mengajarkan kami tentang cara berjalan di dunia yang fana ini, tetapi engkau juga telah mengajarkan kami tata cara berjalan di dunia yang abadi nanti.
mungkin kali ini pohon yang kau tanam sedang menyerap segarnya air yang ada di dalam tanah yang subur itu.mungkin nanti pepohonan yang kau tanam akan memberikan kehidupan dan udara segar bagi makhluk dan lingkungannya.
ayah... teruslah memandang kedepan. semoga Ia yang menjawab doa hambanya akan memudahkan engkau dalam setiap goresan tinta mu dan bertumbuhnya pepohonanmu.

0 comments:

Post a Comment